Sunday, October 14, 2012

Tata Cahaya



Tata Cahaya

1.      Fungsi Tata Cahaya
1.1. Fungsi secara Umum.
Secara umum tatacahaya berfungsi untuk membentuk situasi, menyinari gerak pelaku dan mempertajam ekpresi demi menciptakan karakter pelaku.
Tujuannya, mengarahkan imajinasi publuk kesituasi tertentu, yang tragis, yang sublim, yang lepas dari dunia keseharin (spesifikasi iluminasi).
1.2. Fungsi secara Khusus.
1.2.1.      Mengadakan  pilihan dari segala hal yang diperlihatkan.
Hal yang sangat penting bagi cahaya lampu adalah dapat berperan diatas panggung untuk membiarkan penonton dapat melihat dengan enak dan jelas, apa yang terlihat akan bergantung pada jumlah penerangan, ukuran objek yang tersorot cahaya, jumlah cahaya pantulan objek, kontrasnya dengan latar belakang, jarak objek dan pengamatannya.
1.2.2.      Mengungkapkan bentuk.
Jika sebuah pementasan, pelakon disoroti dengan cahaya lampu biasa, maka para pemeran dan para penonton dan semua bagian dari skenario akan nampak datar plat, tidak menarik, disini tidak nampak sinar tajam (Hight Light), tidak ada bayangan dan monoton. Agar objek yang terkena cahaya namapak dengan bentuk yang wajar, maka penyebaran sinar harus memiliki tinggi rendah derajat pencahayaan yang memberikan keanekaragaman hasil perbedaan tinggi rendahnya derajat pencahayaan itu.
Pengungkapan bentuk pada hakikatnya disempurnakan oleh pencahayan, sudut datang cahaya  dan alat cahaya lampu khusus harus diramu bersama-sama dengan hati-hati sehingga menghasilkan pencahayaan yang setimbang hingga ada pembeda antara keremangan dan bayangan, kontras dan keanekaragaman warna merupakan bagian-bagian yang harus dibedakan sehingga dapat memikat penonton.
1.2.3.      Membuat gambar wajar.
Dalam fungsi ini juga termasuk cahaya lampu tiruan yag menciptakan gambaran cahaya wajar yang memberi petunjuk terhadap waktu sehari-hari, waktu setempat dan musim.
1.2.4.      Membuat komposisi.
Adalah samadengan menggunakan cahaya sebagai elemen rancangan, hal ini terkait dengan kebutuhan skenario, objek mana yang harus disorot dengan intensitas yang rendah atau tinggi hingga berkomposisi bagus. Pola-pola bayangan juga harus diperhatikan.
1.2.5.      Menciptakan suasana (hati/jiwa).
Dengan pemantulan cahaya, diharapkan dapat menciptakan suasana termasuk adanya perasaan atau efek kejiwaan yang diciptakan oleh pemeran dengan didukung oleh cahaya.

Macam-Macam Lampu

Lampu tidak dapat berdiri sendiri dalam tatacahaya melainkan wajib hukumnya berpadu dengan listrik, kabel sebagai penghantar listrik,  holder sebagai rumah lampu dan dimmer sebagai pengontrol lampu.
Secara umum terdapat tiga macam lampu, yaitu:
1.      Lampu cahaya umum, seperti: lampu biasa, lampu kerja dan lampu plood.
2.      Lampu cahaya khusus, seperti: lampu spot, lampu elopsoidal, lampu spilal dan lampu miror.
3.      Lampu cahaya campuran, seperti: lampu strip, lampu kaki, lampu border, lampu bocking dan lampu sikroma.

Tipe-tipe Lampu Menurut Petunjuk kuran
1.      Lampu spot lensa convek.


1.1. Lensa 20cm daya 1000-2000 watt.
1.2. Lensa 9cm daya 500-1000 watt.
1.3. Lensa 7,5cm daya 250-500 watt.

2.      Lampu spot lensa step.


2.1. Lensa 21/24 cm daya 500 watt.
2.2. Lensa 12,5/18cm daya 2000 watt.
2.3. Lensa 12cm daya 1000-2000 watt.
2.4. Lensa 9cm daya 250-750 watt.
2.5. Lensa 4,5cm daya 100 watt.

3.      Lampu Beam.


3.1. 18cm 300-5000 watt .
3.2. 12cm 1000-2000 watt  .
3.3. 12cm 250-750 watt  .
3.4. 18cm 250-750 watt  .
3.5. 18cm 300-5000 watt  .

Sarana Pengendali Lampu


1.      Intensitas.
2.      Warna.
3.      Distribusi.
4.      Gerakan.



Langkah-langkah Pemasangan Lampu
1.      Sebelum memasang lampu harus memahami skenario dari drama atau episode yang akan dipentaskan, setelah paham maka akan diperoleh gerakan-gerakan panggung atau tayangan, dengan demikian dapat diketahui daerah-daerah yang akan dipakai dalam pementasan tersebut.
2.      Buatlah sketsa gerakan para aktor dari skenario yang akan dipentaskan.
3.      Tentuka flood cahaya dari fokus daerah-daerah yang dipakai.
4.      Pilihlah warna-warna dari lampu sesuai dengan kebutuhan skenario.
5.      Buatla design tata letak lampu berikut aliran lustrik melalui kabel termasuk paralul atau serinya.
6.      Cek lampu yang akan digunakan berikut holder dan kabelnya, pastikan dalam kondisi baik.
7.      Setelah semua dalam kondisi yang pasti, naikan lampu dan fokusnya.
8.      Perhitungkan juga skenarionya sehingga dalam penajaman atau penerangan cahaya dapat menghasilkan sesuai dengan kondisi dramatis yang diinginkan sutradara.
9.      Cobalah dengan bayangan para pemeran berikut propertinya sehingga dapat diketahui suasana dramatisnya sesuai arahan sutradara.

No comments:

Post a Comment